iya, aku hampir saja kehilangan kewarasanku. mungkin mereka mengatakannya lebay. mereka bilang aku terlihat baik baik saja dengan suara paling besar dengan tingkah yang paling aktif dan menjadi pendengar yang baik.
Tapi, apakah mereka pernah ikut pulang bersamaku? melihat aku saat berbaring sendiri? menatap dinding lalu menghapus air mataku sendiri. seakan malu untuk terlihat sedih.
aku, aku bisa menjadi sangat periang ketika berada diluar. tapi sangat hancur saat sendiri. Bukan karena aku malu menceritakan kesedihanku. Tapi aku takut berbagi keluhku lalu mereka hanya bilang sabar dan mengabaikanku karena itu hanya akan menambah sakitku.
aku lebih memilih diam, menahan semua sendiri,bahkan smapai menyakiti diri sendiri jika semua datang pada saat yang sama. semua fikiran-fikiran negatif ku, semua rasa dendamku, rasa sunyi dan sakit hatiku.
Terkadang aku tertawa tapi air mataku jatuh. jika ditanya kenapa? apa yang membuatmu bangun?
Akupun terdiam karena begitu banyak hingga tak tau dari mana ingin menceritakannya
Komentar
Posting Komentar